top of page

Anggota DPR RI Hinca Panjaitan Minta Polisi Tangkap Pelaku Penistaan Terhadap Situs Si Raja Batak

  • Writer: hinca 2024
    hinca 2024
  • Mar 16, 2023
  • 4 min read

Tribun-Medan.com - Rabu, 8 Desember 2021 13:26 WIB

Aksi viral dugaan pelecehan situs Si Raja Batak di Pusuk Buhit, Samosir dan diunggah di media sosial mendapatkan respon keras dari Komisi III DPR RI Hinca Panjaitan.

Secara tegas, ia menyesalkan perbuatan yang dilakukan oknum pendeta dari sebuah sekte gereja pada Kamis (2/12/2021). Sebagai masyarakat Batak keturunan Raja Sijorat X, ia mengecam perbuatan tersebut.

"Kami atas nama keturunan Raja Sijorat X dan kita orang Batak Toba kami menyesalkan itu. Tidak harus merusak. Itu semua harta kekayaan kita," ujar Hinca Panjaitan saat berada di Toba pada Rabu (8/12/2021).

"Dan itu adalah bagian dari kita semua. Siapa yang merusak harus bertanggungjawab," sambungnya.

Dengan demikian, ia berharap pihak kepolisian segera usut kasus tersebut. Sebab, kawasan tersebut adalah milik bersama dan memiliki nilai sejarah dan budaya bagi masyarakat Batak Toba.

"Saya minta kepolisian, aparat penegak hukum menegakkan hukum bagi siapa saja yang merusak milik kita bersama," terangnya.

"Negara ini negara hukum, kita percayakan penegak hukum untuk menegakkan hukum secara adil," sambungnya.

Sebagai lokasi yang disakralkan masyarakat Batak Toba, kawasan tersebut harus dirawat dan dijaga oleh semua orang yang datang ke sana, bukan malah melecehkannya.

"Kita sebagai Bangso Batak harus merawat itu. Tidak ada yang boleh dirusak. Tidak ada yang salah di situ, mulia, semua ciptaan Tuhan dan karena itu dirawat," terangnya.

"Kita percayakan kepada penegak hukum. Mereka tahu tugasnya. Siapa yang melanggar hukum harus diproses sesuai dengan proses hukum yang ada," sambungnya.

Bahkan, ia berharap kepolisian mesti proaktif menangani kasus tersebut tanpa harus ada laporan dari masyarakat.

"Tanpa dilapor pun kalau dia tahu, dia harus segera tegakkan itu. Apalagi dilapor," terangnya.

Selanjutnya, ia berpesan kepada Bupati Samosir Vandiko Gultom agar memberikan perhatian khusus dalam kasus tersebut.

"Sebagai pemimpin tertinggi di Samosir, Pak Vandiko, anak muda yang sangat menghormati dan beliau yang mengumumkan dan kita semua setuju bahwa itu sebagai kilometer nol peradaban budaya Batak. Kita jaga bersama," terangnya. "Semua kita mendukung itu. Karena kalau itu hilang, apa lagi yang kau banggakan dari kita. Semua kita bertanggungjawab menjaga itu," terangnya.

Di akhir penuturannya, ia mengingatkan bahwa apa yang tersebar dalam video tersebut bukanlah sebagai ungkapan penghormatan dan pemuliaan Tuhan serta penghormatan terhadap alam.

"Dan, saya minta yang mau merusak itu urungkan niatmu. Bukan begitu caranya menghormati alam. Bukan begitu caranya memuji dan memuliakan Tuhan," pungkasnya. Sebelumnya media sosial digemparkan aksi oknum yang didimuga melecehkan situs Si Raja Batak yang berada di areal Pusuk Buhit Samosir.

Kejadian yang sontak viral ini ternyata mengundang banyak komentar dari para pengguna media sosial.

Masyarakat Samosir, termasuk lembaga adat dan organisasi masyarakat (ormas) di Samosir melaporkannya ke pihak Polres Samosir pada Senin (6/12/2021).

"Kita tahu kejadian itu yang terjadi pada Kamis lalu karena ada yang livestreaming. Dan, kita langsung koordinasi dengan lembaga adat Samosir dan Forum Komunikasi Tokoh Masyarakat Kabupaten Samosir agar pelaku ditindak sesuai hukum dan yang berlaku," ujar Ketua DPC Forum Batak Intelektual Harisma LP Simbolon saat dikonfirmasi Tribun Medan pada Selasa (7/12/2021).

Ia menceritakan bahwa situs tersebut sudah diresmikan oleh Bupati Samosir Vandiko Gultom. Pada peresmian lokasi tersebut, dijelaskan lokasi tersebut sebagai titik nol peradaban masyarakat Batak Toba.

Video yang viral tersebut ternyata langsung didownload oleh masyarakat Samosir sebagai bukti pelaporan ke pihak kepolisian. "Nah, video itu sempat terhapus namun sudah kita download dan itu kita masukkan sebagai bukti kepada pihak kepolisian," sambungnya.

Pihaknya masih menunggu hingga sepekan bagaimana penyelidikan pihak kepolisian terkait kasus tersebut.

"Kuta masih menunggu sepekan ini. Kita sudah korek-korek informasinya bahwa yang menginjak-injak situs tersebut sudah kita tahu. Untuk saat ini, kita masih mencari informasi lanjutan," sambungnya.

"Peraturannya, kalau kita ke sana kan harus lepas alas kaki. Itulah bukti bahwa kita menghargai situs budaya Batak Toba. Kalaupun ingin berdoa, bukan berarti harus melecehkan yang lain kan," lanjutnya.

Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu hasil pelaporan mereka ke pihak kepolisian.

"Untuk saat ini kita masih menunggu hasil dari kepolisian. Untuk nama-nama yang kita laporkan belum bisa kita ekspos," terangnya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Yayasan Pecinta Danau Toba (YPDT) Maruap Siahaan. Ia secara tegas menyampaikan bahwa semua manusia sama di mata Tuhan.

"Kita adalah ciptaan yang beradab dan diberi akal budi. Manusia sama di mata Tuhan dan tidak ada yg dapat mengklaim dia lebih layak dari umat lain. Tuhan sebagai pencipta mengasihi ciptaannya karena Dia adalah kasih. Jadi pusat dan yg utama adalah kasih," ujar Maruap Siahaan. "Perbuatan yang tidak menghormati agama atau kepercayaan lain tidak layak diantara kita apalagi sesama Batak. Kita dipanggil bukan meniadakan keimanan orang lain tetapi menyatakan kasih supaya manusia dimuliakan," katanya.

Oknum Pendeta Penginjak Situs Raja Batak Dikecam Viral di media sosial terkait adanya dugaan pelecehan terhadap situs Si Raja Batak yang berada di Pusuk Buhit, Sianjur Mula-mula, Kabupaten Samosir.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, sekelompok orang yang mengatasnamakan diri dari sebuah sekte gereja datang ke Pusuk Buhit.

Setibanya di Pusuk Buhit mereka berdoa sambil kumandangkan lagu-lagu rohani. Dalam video yang beredar, di atas situs Si Raja Batak, seorang lelaki berbadan tegap menginjak tembok situs tersebut sambil menyanyikan lagu rohani dan menyampaikan hal-hal terkait pemusnahan penyembahan berhala.

Tindakan yang diduga melecehkan akhirnya mendapatkan respon dari organisasi masyarakat yang ada di Samosir. Menurut Ketua DPC PBB Samosir Roland Sitanggang, hal itu tersebut dianggap lancang.


Ia mengingatkan bahwa oknum tersebut melecehkan situs bersejarah tersebut sambil berdoa.

"Saya menyesalkan apa yang dilakukan oknum yang menginjak-injak situs Si Raja Batak yang ada di Pusuk Buhit.


Kalaupun mau berdoa, jangan sampai menginjak-injak situs itu," ujar Roland Sitanggang saat dikonfirmasi tribun-medan.com pada Selasa (7/12/2021).

"Harapan saya, sebelum oknum pendeta itu bertindak harus dipikirkan dulu. Semua masyarakat Batak yang ada di Samosir ini keberatan atas tindakan yang dilakukan," sambungnya. Ia juga berharap pihak Pemerintah Kabupaten Samosir menindaklanjuti hal tersebut.

Commentaires


  • YouTube
  • Logo-TikTok
  • White Facebook Icon
  • White Twitter Icon
  • White Instagram Icon

©2022 by Hinca IP Pandjaitan XIII

C8yWnFMUMAMcKrA-1.jpg

Rumah Politik Hinca
Jl. Sisingamangaraja, Siterejo II, Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara, 21143.

bottom of page